Posts

Showing posts from June, 2007

The Decline of Malays: Are we?

Image
Some may questioned, being feminist alone is not very satisfying, thus becoming Malay chauvinist is another option. Both, I wish to differ. The issue of race never bring my attention in any form before, to be sincere I'm having too little knowledge of my root, Malay. The reason, that in many way, they are potraying Malay as the second class. In any field involved, particularly in economy and education. But the Malays is changing. From the previous attitudes, toward new mind setting. It has been a long discuss among my colleague, what is the real problems with typical Malay, and we have embrace all this weaknesses with open hand without any significant reform. By mixing with really successful Malay, with all the Malay traditions in their daily practices that they proudly express, but yet very successfull local and international, then, should I agree with the former interpretation of Malay? To be sincere, it is very new to me, to really appriciate the old tradition and adapting with

Pelukan Wan yang pertama!

Image
Saya mendapat kegembiraan berganda bila berada dalam dakapan Wan. Saya baru tahu tentang itu. Serasa saya, air mata saya menjadi terlalu mahal untuk sebuah kenangan, sekurang-kurangnya untuk masa-masa sekarang. Pinta kalbu, jadilah seteguh karang. Pinta jiwa, jadilah seperti gunung. Pinta hati, jadilah seperti teras bumi. Dan semua permintaan telah dinafi, oleh sepasang bebola kristal yang begitu mudah tewas dengan satu pelukan. Kata mata, dia meminta maaf kerana kelemahan. Katanya lagi, kalau kalbu, jiwa dan hati tidak terdetik rasa kasih dan sayang, rasa rindu pada Wan, dia pasti tidak akan kalah. Bukan salah mata sepenuhnya, bukan dia sengaja menjadikan bola kristal bergenang air. Ya, bukan salah mata. Wan menerima dengan mendepang dada luas-luas. Menyambut saya dengan mesra, sambil lidah dan hati basah mentalbiah, Labaikallahumma, Labaikallahumma. Betul, dia, Wan Jeddah, nenek pertama yang dirindui saban hari. Sejak mengenal rukun Islam ke 5. Tapi Wan Jeddah tidak pernah menatap wa

Al Muallim - Sami Yusuf

'> siapa akan mengubat hati rindu?
Image
Ini perjalanan paling jauh tahun ini. Dari tabir pagar yang menyingkap kubah hijau sehingga ke tiang-tiang tinggi Baqi’ yang diawasi tentera hampir sepanjang masa. Badan telah melampaui ketahanan biologisnya lebih dari 18 jam berjaga. Sejak dari pagi. Setelah usai solat Asar, hingga membantu mak hingga dapat berehat ke bilik hotel, kami mulai lagi. Menjejak 400,000 meter persegi kompleks yang dibangun untuk keperluan spiritual umat. Berjalan bersebelahan dengan masjid Nabawi, dengan menyedari jasad Rasulullah yang mulia, di dalam tanah Madinah. Tanah yang mendapat kehormatan paling tinggi di dunia. Petugas-petugas berjubah putih, berserban merah dan berbadan tegap mula menjalankan tugas. Menghalang-halang mereka yang ingin menghamburkan rasa rindu pada Rasulullah meski hanya dihalaman masjid, bukan di taman Raudhah atau di hadapan makam. Dan untuk itu, tetap ada merasa puas sekadar mengusap tiang dan mengucup dinding masjid kubah hijau. Agar ia menjadi saksi, di akhirat kelak, kami tel

turab is my bed

'>